Sifat Tawaduk Ibn Khaldun
Ibn Khaldun terkenal dengan
kitabnya iaitu Muqaddimmah. Dalam suatu catatan, dijelaskan bahawa Ibn Khaldun
begitu bersifat tawaduk sewaktu mengarang kitabnya.
Pada setiap kalimat yang hendak ia tuliskan terdapat
sebuah inti. Hingga ketika ia selesai dari membaca buku rujukannya, ia pun menulis:
"Telah selesai juz pertama yang mencakup dari pembukaan yang ditulis dalam
waktu lima bulan di pertengahan tahun 779 Hijriah Segala puji dan sanjungan
bagi Allah SWT. Semua ini ditulis pada malam kesembilan dari bulan
Jamadilakhir, pada tahun yang telah disebut oleh hamba yang fakir dan
senantiasa mengharapkan rahmat dari Rabb-nya, Yang Mahakaya dengan segala
kelembutannya-Nya, Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadhrami."
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan ampunan kepadanya.
Demikianlah, di tengah kebisuan malam, Ibn Khaldun telah
dapat menyelesaikan buku Muqaddimah sebagai karyanya yang terkenal hingga kini.
Di kediamannya, di desa terpencil di antara kaki gunung al-Awrus, ia telah
berhasil menyelesaikan tulisannya. Ia kemudian beranjak menuju tempat tidurnya.
Ia tidak mengetahui bahwa apa yang ia tulis merupakan inti dari sebuah
pemikiran dunia dan telah membukakan bagi manusia sebuah ilmu yang baru, yaitu
ilmu sosiologi (kemasyarakatan) dan pengantar dalam sejarah ilmu filsafat.
Sebuah tulisan yang dapat memantik pemikiran selanjutnya menjadi jauh lebih
maju ke depan.[1]
[1] The Great Nights
24 Malam Yang Mengubah Dunia Islam, Dr. Husai Mu'nis, Ufuk Publishing
House, hlm.33.
No comments:
Post a Comment